Powered By Blogger

Minggu, 09 Mei 2010

PERNYATAAN

sms.jpg

PERNYATAAN SIKAP!!

KAMI SRIWIJAYA MANIA SUMSEL BESERTA RAKYAT PECINTA BOLA SUMATERA SELATAN
MENUNTUT

TRAGEDI PENGANIAYAAN FISIK OLEH BEBERAPA PEMAIN SFC

Amrizal

Christian Warobay

Isnan Ali

Charis Yulianto

BESERTA OFFICIAL DAN OKNUM TNI YANG MENGAWAL

Terhadap 3 Supporter Setia Sriwijaya FC,
salah satunya diantaranya (Yopi) dalam kondisi kritis

Kejadian ini berlangsung di simpang charitas pada tanggal 8 mei 2010

Selepas pertandingan SFC vs Persija

TUNTUTAN KAMI :

* Nonaktifkan (bangku cadangan) Pemain yang terlibat ( AMRIZAL, WAROBAY, ISNAN ALI, CHARIS ) dalam aksi pemukulan terhadap Supporter SFC, dan ditindak berdasarakan UU Hukum yang berlaku.
(kami menolak negosisasi pada point ini)
* Berhentikan Official SFC yang terlibat dalam aksi pemukulan, dan ditindak berdasarakan UU Hukum yang berlaku.
* Tindak tegas oknum TNI yang terkait dalam penyerangan.
* Perobatan korban penyerangan dijamin 100% sampai sembuh total.
* Permohonan Maaf dari Pihak Manajemen SFC, Pada Media Cetak dan elektronik.

2X24 JAM KAMI TUNGGU TINDAKAN dan PERNYATAAN DARI PIHAK MANAJEMEN SFC
APABILA TIDAK ADA TINDAKAN DALAM TENGGANG WAKTU YANG DITENTUKAN
MAKA KAMI AKAN MELAKUKAN TINDAKAN LEBIH LANJUT BAIK DALAM SYSTEM HUKUM MAUPUN KERAKYATAN

# INGAT..! TANPA SUPPORTER DAN RAKYAT SUMSEL ANDA BUKANLAH APA-APA#

TERTANDA:

SUPPORTER SRIWIJAYA FC
A/N RAKYAT PECINTA BOLA SUMSEL

Worabay Cs Mengamuk, Tiga Suporter Luka Parah
0805sts1.JPG
Yofi, suporter SFC, Sriwijaya Mania Sumsel, menceritakan peristiwa terjadi pemukulan terhadap dirinya dan empat suporter lainnya, kepada Manager SFC, Hendri Zainudin di Ruang Observasi RS RK Charitas, Sabtu (8/5). Diceritakan Yofi, mereka dipukuli pemain SFC di Simpang Empat RS Charitas, karena tim tidak terima diejek-ejek soperter Sriwijaya Mania Sumsel (SMS) saat tim pulang ke Mes Pertiwi seusai pertandingan melawan Persija.
Sriwijaya Post - Sabtu, 8 Mei 2010

PALEMBANG -- Pemain Sriwijaya FC mengamuk di lampu merah Charitas usai pertandingan, Sabtu (8/5) malam. Charis Yulianto, Cristian Worabay, Ambrizal, dan Isnan Ali memukuli supoter Sriwijaya Mania Sumsel (SMS). Dua orang luka parah dan mesti dirawat inap di RS Charitas. Yopi (24), Ketua Korwil SMS Sukabangun, mengalami luka di pelipis kiri. Bagian bawah mata kanan bengkak biru dan tidak bisa dibuka. Hidungnya tak henti mengeluarkan darah mesti disumpal dengan perban.

Satu korban lagi Ari (18) warga Talang Kelapa mengalami luka di kepala, dan keluar darah dari telinga kiri. Dia juga sempat muntah darah akibat pukulan di perut. Sementara satu korban lagi,

Reza (15) adiknya Yopie, terkilir tangan kanan dan lebam di bagian belakang telinga. Kelompok suporter menyebut empat pemain yakni Charis, Worabay, Ambrizal, Isnan yang memukuli mereka selain pemain dan ofisial SFC lainnya dan anggota TNI yang mengawal bus pemain usai tanding di Jakabaring. Hanya Arif Suyono yang coba mencegah keributan itu. Reza mengatakan, perutnya ditendang Isnan Ali yang masih mengenakan sepatu. Bagian belakang kepalanya dipukul Worabay. Setelah itu dia jadi bulan-bulanan sejumlah anggota TNI.

"Setelah itu saya tidak tahu apa-apa lagi, banyak yang memukuli dan menendang," katanya.

Hal senada dikatakan Ari. Wajahnya dipukul Worabay, perutnya ditendang Isnan Ali, dan kepala telinganya di pukul Charis. Dia juga jadi bulan-bulanan anggota TNI, ofisial, dan sejumlah pemain SFC lainnya. "Charis, Isnan, Worabay, dan Ambrizal memukuli saya. Mereka itu pemain timnas semua, tapi kelakukannya sungguh mengecewakan," kata Yopi.

Bentrok terjadi di simpang Charitas saat pemain dan 27 suporter SMS pulang dari stadion naik bus. Bus suporter di depan diikuti bus pemain. Sepanjang perjalanan itu, suporter menyanyikan yel-yel seperti biasa dinyanyikan di stadion saat mendukung tim kesayangan mereka.

Ketika di lampu merah Charitas, suporter terus bernyanyi.

"Liriknya "Majulah majulah Sriwijaya. Pantang mundur. Kalau Sriwijaya mundur seperti ayam sayur. Malu dong, malu dong".
"Mereka salah paham, kami menyanyikan itu mendukung SFC. Selama inijuga seperti itu di stadion," kata Reza.

Posisi mobil suporter agak depan sebelah kiri bus pemain. Ambrizal di bus pemain tersinggung dan menurunkan celana memperlihatkan pantatnya. Melihat itu, suporter marah dan balik memaki Ambrizal. Anggota TNI di bus pemain turun dan langsung mencabut kontak bus suporter diikuti pemain dan ofisial. Pemukulan pun terjadi. Kejadian ini membuat sporter kaget dan berusaha menghindar, tapi para pemain lain justru ikut turun dan memukuli sporter yang berada di dekat mereka. "Mereka memukuli kami tanpa ampun. Beberapa kena pukul tapi berhasil lolos, tiga orang ini yang parah lukanya," kata Edi Ismail, Ketua Umum SMS.

Ayam Sayur
Sementara versi Indrayadi, pelatih kiper yang turut serta dalam bus pemain, menuturkan, para suporter memang sejak dari stadion mengikuti bus yang mereka tumpangi, saat berhenti berdampingan di kawasan simpang empat Charitas persis di lampu merah, para suporter meneriaki para pemain dengan sebutan SFC ayam sayur. Kondisi ini menyulut kemarahan pemain di dalam bus dan balik memarahi para suporter.

Kondisi ini justru menyulut kemarahan para suporter yang mengacungkan jari tengahnya kepada para pemain yang ada di dalam bus. Para pemain kemudian keluar membawa empat orang suporter kemudian dibawa ke dalam bus.

"Kondisi dalam bus gelap, memang ada yang mukul, tetapi saya tidak melihat apapun. Selebihnya saya tidak tahu," kata Indrayadi.

Sementara pelatih Rahmad Darmawan menolak memberikan komentar dengan kejadian itu. Pelatih asal Metro Lampung ini mengaku tidak tahu karena saat kejadian dia sedang berada di Stadion. Ia mengaku nanti salah jika memberikan komentar. Kejadian itu menurut RD tidak perlu dibesar-besarkan, sebab konflik antara suporter dan pemain kerap terjadi.

"Sebab persinggungan antara suporter dan pemain itu sudah biasa dan tidak perlu dibesar-besarkan," jelas RD.

Manajer SFC, Hendri Zainudin menjenguk dan berbincang dengan korban di RS Charitas pukul 21.00. Yopi menuturkan pemukulan itu pada Hendri sembari menangis, sedih tim kesayangan yang didukungnya sejak lima tahun lalu malah melukainya.

Menurut Hendri, manajemen menanggung biaya pengobatan suporter itu. "Ini preseden buruk, tidak tahu kenapa bsia terjadi. Mungkin pemaian kepayahan dan emosinya meluap. Kami minta maaf pada suporter," katanya.

Empat Pemain Sriwijaya FC Diduga Aniaya Suporter

Tindakan tidak terpuji dilakukan empat pemain Sriwijaya FC dengan menganiaya suporternya sendiri.

Tak senang mendengar nyanyian yang dilantunkan salah satu kelompok suporter Sriwijaya FC yakni Sriwijaya Mania Sumsel, para pemain Sriwijaya FC melakukan pemukulan terhadap para suporter tersebut hingga masuk rumah sakit.

Kejadian pemukulan dan pengeroyokan tersebut dilakukan di simpang empat RS Charitas. Akibat pemukulan dan pengeroyokan yang dilakukan Charis Yulianto, Christian Worabay, Ambrizal, dan Isnan Ali, tiga suporter terpaksa dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Ketiga korban tersebut yakni, Ari (19 tahun) harus mengeluarkan darah dari mulutnya. Reza (16) memar di dada dan punggung sementara Yopi (24) mengeluarkan darah dari kupingnya.

Menurut pengakuan, ketiga korban, bus Sriwijaya FC menghadang bus yang ditumpangi rombongan suporter tak jauh dari perempatan jalan Jenderal Sudirman. Setelah itu, pengawal bus pemain Sriwijaya FC mengambil kunci sopir bus suporter, kemudian para ofisial dan pemain Sriwijaya FC turun dari bus dan langsung mengejar para suporter.

Nasib sial dialami ketiga korban, mereka terpaksa menerima pukulan dan tendangan para pemain Sriwijaya FC yang masih mengenakan sepatu bola.

“Untung saja Keceng (Arif Suyono) langsung memeluk Ari dan disuruh lari dari pemukulan tersebut. Kalau tidak entah apa jadinya kami semuany,” ujar Reza saat ditemui di RS Charitas tadi malam.

Sementara itu, Manajer Sriwijaya FC Hendri Zainuddin yang mendengar kejadian tersebut langsung datang ke RS Charitas dan melihat kondisi korban.

“Kita dari pihak manajemen Sriwijaya FC meminta maaf atas insiden ini, kita tidak tahu apa yang membuat para pemain bisa melakukan hal tersebut. Untuk para korban akan kita tanggung pengobatannya hingga sembuh. Baik itu yang dirawat inap maupun yang dirawat jalan,” ujarnya.

Sayangnya, ketika ditanya mengenai tindakan apa yang akan diambil pihak manajemen terhadap para pemain yang melakukan pemukulan tersebut, Hendri hanya mengatakan akan melakukan evaluasi atas tindakan tersebut.

“Ya, atas kejadian ini kita tentu akan melakukan evaluasi,” ujarnya singkat.

Rabu, 28 April 2010

TEKOR....TEKORRR

SFC Tekor Rp230 Juta PDF Cetak E-mail
Kamis, 29 April 2010 02:21
Kompetisi belum selesai, Sriwijaya FC (SFC) sudah bisa dipastikan kehilangan Rp230 juta. Tim berjuluk Laskar Wong Kito harus rela tekor sebesar itu setelah mengalami kerugian di babak 32 besar sebesar Rp170 juta. Mereka juga harus membayar denda setelah Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menjatuhkan hukuman denda Rp50 juta kepada Panpel dan sebesar Rp10 juta untuk SFC U-21.
Dua denda itu diputus Komdis PSSI kala gelar sidang ke-19-nya Rabu pekan lalu. Denda Rp50 juta harus diterima Panpel SFC akibat pelemparan penonton kala tim berjuluk Laskar Wong Kito melawan PSPS Pekanbaru dalam babak 32 besar Piala Indonesia V/2010 pada Rabu lalu (14/4). Soal denda ini, Sekretaris Panpel SFC Faisal Mursyid mengaku kecewa.
”Jelas kami kecewa dengan denda itu. Ini karena kejadian tersebut sejatinya tidak berdiri sendiri. Perlakukan penonton kepada tim PSPS lebih didasari perlakukan mereka yang sempat melempari suporter SFC yang ke Pekanbaru saat SFC dijamu PSPS,” ujar Sekretaris Panpel SFC Faisal Mursyid kemarin (28/4).
Apalagi, dalam penyelenggaraan babak 32 besar lalu, dikatakan Faisal, pihaknya telah menerapkan pengamanan secara maksimal. Ini ditandai dengan mengerahkan 450 personil keamanan gabungan TNI-Polri. Selain itu, panpel juga kerap melakukan pertemuan dengan Poltabes Palembang selama even dilaksanakan.
Namun, dia mengaku positif thinking saja. Dia memilih kejadian pada 14 April lalu dijadikan pelajaran dan menyelenggarakan pertandingan dengan penuh kewaspadaan tinggi. Secepatnya, panpel akan melakukan koordinasi dengan pihak keamanan untuk hadapi babak 16 besar pada 7-17 Mei. Kebetulan, Palembang kembali jadi tuan rumah dengan kontestan Persija, Persisam Samarinda, dan PSMP Mojokerto Putra.
Denda yang dijatuhkan Komdis harus disetorkan ke PSSI. Maklum, PSSI memang sedang kejar setoran untuk memenuhi ongkos memutar roda organisasi yang setahunnya membutuhkan uang sekitar Rp125 hingga Rp150 miliar. Dana itu digunakan untuk memutar kompetisi Rp60-70 miliar dan Timnas sebesar Rp30 miliar. Sisanya, untuk operasional organisasi.
Dan, dalam sidangnya saat itu Komdis tak hanya memutus hukuman untuk SFC. Meja Hijau PSSI itu secara borongan memutus 46 kasus. Di antaranya menskors striker Semen Padang Marcio Souza 1 tahun tak boleh aktivitas di sepak bola Indonesia dan denda Rp55 juta. Hukuman itu dijatuhkan karena tingkahlaku buruk melakukan tindakan penghinaan dan penganiayaan terhadap Asisten Wasit II dalam Piala Indonesia kala Sriwijaya FC v Semen Padang (16/4). ”Kami akan pelajrai hukumannya dan siapkan banding,” tukas Manajer SFC Hendri Zaenuddin kemarin (28/4). (kmd)

Putusan Komdis untuk Palembang
- Panpel Sriwijaya FC dihukum denda Rp. 50.000.000,- penonton Sriwijaya FC terbukti
bertingkahlaku buruk yaitu melakukan pelemparan saat memasuki ruang ganti dan bus
yang ditumpangi saat pulang ke penginapan. (Copa : Sriwijaya FC vs PSPS Pekanbaru,
tanggal 14 April 2010).
- Sriwijaya FC U-21 dihukum denda Rp. 10.000.000,- karena tingkahlaku buruk tim,
Sriwijaya FC mendapat 4 Kartu Kuning pada satu pertandingan. (U-21 : Persib Bandung
vs Sriwijaya FC, tanggal 4 April 2010).
- Marcio Souza, Pemain Semen Padang dihukum skorsing di sepakbola Indonesia selama 1
tahun dan denda Rp. 55.000.000,- karena tingkahlaku buruk melakukan tindakan
penghinaan dan penganiayaan terhadap Asisten Wasit II. (Copa : Sriwijaya FC vs Semen
Padang, tanggal 16 April 2010).

MALAYSIA TERTUNDUK

Sriwijaya FC mampu mewujudkan ambisi di pentas internasional, setelah menekuk tuan rumah Selangor FA dengan skor 4-0 di Stadion Shah Alam Malaysia, Rabu (28/4) malam. Keith Kayamba Gumbs Cs mengukir sejarah baru, karena satu-satunya klub wakil Indonesia yang lolos ke babak 16 besar sekaligus meraih juara grup.

Gol kemenangan SFC dilesakkan striker Keith Kayamba Gumbs menit 27 dan menit 90, Anoure Obiora Richard di menit 41, dan Ponaryo Astaman di menit 81. Charis Cs tampil solid di lini belakang. Sehingga lini depan dan tengah dengan tenang melakukan serangan-serangan. Tangguhnya kiper Ferry Rotinsulu di bawah mistar gawang juga membuat SFC mampu menjaga gawangnya tidak kebobolan.

SFC duduk sebagai Juara Grup. Meski sama-sama mengemas nilai 13 bersama Binh Duong FC, tetapi Laskar Wong Kito unggul selisih 2 gol atas tim Vietnam itu, yang juga meraih kemenangan atas tuan Victory dengan skor 5-0.

Di babak 16 besar yang menggunakan sistem knock out atau gugur, Kayamba dkk. kemungkinan besar akan menghadapi runner up Grup H, Thai Port. Di Grup tersebut, tim asal Thailand mengantongi poin 11 hasil 3 kali menang 2 seri dan sekali kalah dari 6 laga. Sedangkan juara grup Da Nang asal Vietnam sebagai tim tak terkalahkan yang mengumpulkan poin 14 dengan 4 kemenangan dan 2 seri.

Hasil ini juga sebagai pelampiasan atas kekalahan memalukan 0-5 dari Persitara di ajang Liga Super Indonesia, Sabtu (24/4) lalu. Skuad asuhan Rahmad Darmawan patut dibanggakan karena menjadi satu-satunya klub wakil Indonesia yang lolos dan bertahan di ajang Internasional. Dua wakil Indonesia, Persiwa Wamena sudah dipastikan tersingkir di ajang AFC, begitu juga Persipura tersingkir di ajang Liga Champions Asia (LCA). Keduanya menjadi juru kunci di grup masing-masing.

Coach Rahmad Darmawan maupun Manajer SFC Hendri Zainudin sangat bersyukur, karena kemenangan ini SFC akan menjadi tuan rumah di babak 16 besar nanti. Peluang untuk melangkah ke babak 8 besar AFC juga semakin terbuka.

Presiden Klub SFC, Dodi Reza Alex memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pihak manajemen, pelatih dan pemain yang sudah bekerja keras. Selain memberikan bonus 100 juta bagi tim, juga ada bonus tambahan pribadi darinya sebesar Rp 10 juta.

SFC menunjukkan mental juara yang sesungguhnya. Meski sempat ternoda dengan kekalahan 5-0 atas Persitara, tetapi Zah Rahan cs menunjukkan mental juara. Meski sempat terpuruk, tetapi dalam waktu singkat mampu bangkit dan menang 4-0. Kita semakin mantap menatap target lolos ke perdelapan final.

Tampil Disiplin Sejak menit awal Obiora dan kawan-kawan tampil tenang dan disiplin. Tangguhnya kiper Ferry Rotinsulu di bawah mistar gawang serta disiplinnya Charis cs di lini belakang, membuat SFC mampu menahan serangan cepat yang dirancang tuan rumah Selangor.

Ketenangan anak asuh RD berbuah gol di menit 27. Striker Keith Kayamba Gumbs mampu menundukkan kiper Selangor, Fairul. Memasuki menit 41 giliran striker Anoure Obiora Richard membobol gawang lawan. Hingga babak pertama berakhir skor bertahan 2-0 untuk SFC.

Memasuki babak kedua, pelatih Selangor FA K Devan mengubah strategi dengan bermain lebih menyerang. Namun solidnya lini tengah dan belakang SFC membuat amunisi Selangor mati kutu.

Demi mempertahankan arealnya, Ponarya dan Worabay harus bermain keras walaupun akhirnya menerima kartu kuning. Memasuki menit 81 Ponaryo justru menambah keunggulan menjadi 3-0. Pesta gol ditutup Kayamba dengan golnya di menit 90.

(ndr)

Senin, 26 April 2010

FAKTA SEBENARNYA

AWAL CERITA

Babak kedua SFC versus PSPS Pekanbaru dimulai tetapi kelompok suporter Singa Mania pimpinan Dedi Pranata harus memberikan dukungan dari pinggir lapangan kepada Sriwijaya FC usai insiden dan aksi lempar batu dan botol air mineral para pendukung PSPS.

Dilaporkan Suro, anggota suporter Singa Mania yang berada di Pekanbaru, Sabtu (27/3) sore mengatakan kondisi pertandingan SFC versus PSPS Pekanbaru, di Stadion Kaharudin Nasution di babak kedua berlangsung memanas.

"Selain disebabkan cuaca yang sangat panas, juga aksi pendukung tim tuan rumah yang kerap melakukan intimidasi kepada tim dan juga kami yang ingin memberikan dukungan," kata Suro.

Sementara itu Ketua Singa Mania Dedi Pranta sangat menyayangkan kondisi ini, sebab anggotanya sempat dihujani botol aqua dan batu dari tribun sehingga ada sebagian terkena memar.

"Tetapi kini dalam pengamanan pihak berwajib," kata Dedi.

Selain Singa Mania, suporter Sriwijaya FC lainnya, SRIWIJAYA MANIA SUMSEL atau S-MAN SUMSEL pimpinan Eddy Ismail juga mendapt perlakuan tidak mengenakkan seperti yng di alami oleh Singa Mania. Bahkan ada beberapa anggota S-MAN SUMSEL yang terkena lemparan.

Walaupun dilaporkan tidak ada korban yang menderita luka serius, tetapi hal ini sangat menyakitkan dan mengecewakan, dikarenakan pada saat suporter PSPS datang ke kota Palembang, mereka dikawal dan dijamu dengan baik.

PEMBALASAN

Dari peristiwa di atas, pada saat PSPS bermain di Palembang pada babak 32 besar Piala Indonesia dan pada partai perdana bertanding melawan Sriwijaya FC yang berakhir dengan skor imbang 1-1, para penonton, terutama dari tribun utama barat melempari pemain dan official PSPS. Mereka tidak terima saudara mereka dilempari di Pekanbaru. Mereka tidak rela harkat martabat Wong Plembang dan Sriwijaya dihina, terutama di dunia maya.

Tidak berhenti sampai disitu, para penonton( bukan suporter) telah menunggu di samping Masjid Agung, pada saat bus yang mengangkut rombongan PSPS, tanpa dikomando langsung melempari bus tersebut hingga hancur. Dilaporkan ada beberapa orang anggota rombongan PSPS yang terluka.

Sabtu, 24 April 2010

REGRISTRASI ANGGOTA SUPORTER SRIWIJAYA MANIA SUMSEL ( SMS )

SMS - Kelompok Suporter Sriwijaya Mania Sumsel ( SMS ) sebagai pendukung setia Sriwijaya FC membuka pendaftaran bagi anggota baru dan regristrasi ulang bagi anggota lama baik yang berada di Kota Palembang maupun di luar Kota Palembang, serta kami juga membuka pendaftaran bagi pendukung atau pencinta Sriwijaya FC yang berada di seluruh Indonesia untuk membuka Korda-korda di tempatnya masing-masing dnegan persyaratan sebagai berikut :

Untu Menjadi Anggota :
1. Mengisi Formulir Pendaftaran Dengan Dilampirkan Foto
2. Membayar Uang Baju + KTA Sebesar Rp. 30.000 ( Tiga Puluh Ribu Rupiah )
3. Mematuhi Peraturan Yang Telah Ditetapkan Oleh Organisasi

Untuk Mendirikan Korwil ( Koordinator Wilayah ) Dalam Kota Palembang, Atau Korda ( KOoordinator Daerah ) Luar Kota Palembang:
1. Memiliki Susunan Organisasi Yang Terdiri Dari - Ketua Korwil / Korda
- Sekretaris
- Bendahara
- Dan Dua Orang Koorlap ( Koordinator Lapangan )
2. Mempunyai Anggota Minimal 40 Orang
3. Mengisi Formulir Pendaftaran Dengan Dilampirkan Foto
4. Membayar Uang Baju + KTA Sebesar Rp. 30.000 ( Tiga Puluh Ribu Rupiah )
5. Mematuhi Peraturan Yang Telah Ditetapkan Oleh Organisasi
6. Dan Untuk Ketua Koorwil Atau Koorda Harus Memiliki Baju Kemeja Pengurus Korwil Atau Koorda Seperti Contoh Dibawah Ini.

Depan Belakang

Demikianlah Pemberitahuan dari kami selaku Pengurus Pusat Sriwijaya Mania Sumsel Suporter Setia Mendukung Sriwijaya FC, dan untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Sekretariat langsung d/a Rusun Blok 17 Lt 1 24 Ilir Palembang Telp 0711 363832 / 0828 810 44741 ( Idrus ) atau pantau di www.sriwijayamaniasumsel.com.

PELAJARAN BUAT SRIWIJAYA

sfc_logo.jpg
DOK. SRIPO

PALEMBANG - Sriwijaya FC harus mengakui ketangguhan Persitara Jakarta Utara dengan skor 1-5 dalam lanjutan Indonesia Super Liga (ISL), di Stadion Mahasiswa Soemantri Bojonegoro, Sabtu (24/4). Kekalahan ini merupakan terbesar sepanjang sejarah perjalanan Laskar Wong Kito di Liga Super Indonesia (ISL).

Gol kemenangan Persitara dilesakkan, Prince Kabir Bello menit 24, Sutikno menit 54, dan 68, Octo Maniani menit 56, dan Tantan menutup pesta gol Persitara di menit 78. Satu-satunya gol hiburan SFC adalah striker Rahmat "Poci" Rivai menit 89.

Kekalahan ini membuat SFC tidak beranjak dari peringkat ke 7 Klasemen Sementara Indonesia Super Liga (ISL). Sementara Persitara juga tidak beranja dari zona degradasi.

Meski digalang trio bek Bobby Staria, Ambrizal, dan Precious, SFC tidak mampu membendung gempuran penyerang tim tuan rumah Persitara. Gerakan Tantan, Okto Maniani dan Bello. Serangan cepat yang digalang para penyerang Persitara ini sangat menyulitkan lini pertahanan tim asuhan Rahmad Darmawan.

SFC memang berusaha melakukan serangan balik melalui Zah Rahan dan Pavel Solomin, namun permainan agresif yang diperagakan pemain belakang tim asuhan Suimin Diharja membuat Kayamba cs kesulitan mengembangkan permainan satu dua yang kerap menjadi ciri khas SFC selama ini.

Puncaknya SFC ketinggalkan 0-1, setelah tandukan Prince Kabir Bello di menit 24. Gol terjadi setelah Tantan dan Octo Maniani melakukan pergerakan cantik di areal kotak penalti. Octo berhasil melewati Precious dan Ambrizal.

Selanjutnya striker tim tuan rumah ini memberikan krosing melewati Bobby dan Precious. Bello yang muncul dari lini kedua sisi kiri gawang SFC sukses menanduk bola menundukkan kiper Hendro Kartiko. Ketinggalan 0-1, SFC berusaha keluar menyerang, tetapi hingga babak pertema berakhir kedudukan tetap bertahann 0-1 untuk keunggulan Persitara.

Memasuki babak kedua permainan SFC terlihat semakin menurun, dengan mudah Octo dan Tikno membuat areal pertahanan Laskar Wong Kito kocar kacir. Memasuki menit 54 Tikno memaksa Hendro memungut bola di dalam gawangnya. Mendapatkan umpan dari Octo dari sisi kiri pemain ini dengan cepat gelandang serang Persitara ini memasuki aeral pertahanan untuk kemudian menundukkan Hendro. Kedudukan 0-2 tidak lama bertahan, sebab Okto Maniani kembali merobek gawang Hendri dua menit kemudian.

Ketinggalan 0-3 membuat permainan Kayamba cs dengan mudah terbaca. Beberapa kali serangan mereka kandas di lini pertahanan Persitara Jakarta Utara. Memasuki menit 68 SFC ketinggalan menjadi 0-4, setelah Tikno kembali menundukkan Hendro Kartiko. Selanjutnya gol Tantan menutup kemenangan Persitara Jakarta Utara dengan skor 1-5, setelah striker SFC Rahmat "Poci" Rivai mencetak gol hiburan menit 89.


Sriwijaya Post - Sabtu, 24 April 2010 17:48 WIB